Myanmar akan gunakan vaksin China untuk lawan COVID-19 di perbatasan
Kiriman dua juta vaksin COVID itu dilakukan ketika lonjakan infeksi di negara Asia Tenggara itu meluas ke bagian selatan China.
Myanmar telah mengalami lonjakan infeksi virus corona sejak Juni dan pada Kamis (22/7) melaporkan 6.701 kasus baru serta 319 kematian. Laporan terbaru tersebut merupakan rekor tertinggi terkait kasus dan kematian akibat infeksi corona di negara itu.
Para petugas medis dan layanan pemakaman mengatakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi, dan wabah itu juga dikaitkan dengan sejumlah kasus baru di Provinsi Yunnan China, yang berbatasan dengan Myanmar.
"Saat ini, jumlah pasien yang baru terinfeksi meningkat di perbatasan China-Myanmar," kata Duta Besar China untuk Myanmar Chen Hai pada laman Facebook kedutaan, yang menekankan pada pihak berwenang untuk menahan penularan infeksi di Yunnan.
Dubes China itu mengatakan dia yakin negara-negara akan dapat bekerja sama secara efektif dalam pencegahan dan pengendalian virus corona di perbatasan.
Wabah saat ini di Yunnan mulai merebak pada 4 Juli, dan telah terkonsentrasi di Ruili dan Longchuan, dua kota di daerah perbatasan China dengan Myanmar.
Wabah tersebut menandai kelompok infeksi kedua di China yang melibatkan virus corona varian Delta yang sangat menular, setelah munculnya wabah di Provinsi Guangdong di selatan hingga Mei dan Juni.
Wakil Gubernur Yunnan Zong Guoying saat mengunjungi Ruili berjanji pada pekan ini untuk membangun "benteng besi" untuk menghentikan transmisi virus lebih lanjut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan dalam sebuah laporan pada Senin (19/7) bahwa pihaknya meningkatkan upaya untuk memerangi "lonjakan yang mengkhawatirkan" dalam kasus COVID-19 di Myanmar.
PBB mengharapkan Myanmar menerima cukup vaksin melalui fasilitas skema vaksin global --COVAX tahun ini untuk 20 persen populasinya.
Gelombang pertama dari 736.000 dosis vaksin Sinopharm yang disumbangkan yang diterbangkan ke Myanmar tiba di bandara Yangon pada Kamis (22/7).
Menteri Persatuan Myanmar Thet Khaing Win mengatakan prioritas saat ini adalah memvaksin para warga yang tinggal di dekat perbatasan Myanmar dengan China untuk memastikan kelancaran arus perdagangan di daerah itu, seperti diberitakan oleh surat kabar Global New Light of Myanmar.
Win mengatakan bahwa China menyumbangkan dua juta dosis vaksin COVID dalam tiga kali angsuran pada minggu ini, dan empat juta dosis vaksin yang dibeli akan tiba antara Juli dan Agustus, kata surat kabar itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Myanmar ingin beli lebih banyak vaksin COVID-19 Rusia
Baca juga: China akan beri Myanmar vaksin COVID-19 gratis
Baca juga: Tertular COVID-19 di penjara, penasihat Suu Kyi meninggal
Presiden Jokowi minta militer Myanmar penuhi komitmen
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 Response to "Myanmar akan gunakan vaksin China untuk lawan COVID-19 di perbatasan"
Post a Comment