Menerapkan Metode Estafet Writing dalam Pembelajaran Teks Prosedur

Oleh: Dra Ida Ayu Katrunada, Guru SMKN 1 Pemalang
PEMBELAJARAN Bahasa Indonesia mempunyai peran penting pada jenjang SMK. Pada kongres bahasa Indonesia X tahun 2013 yang lalu, Menteri Pendidikan menyatakan keistimewaan dalam kurikulum 2013 adalah menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Menurut Tarigan (2008:1), pembelajaran bahasa memiliki empat aspek keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Salah satu materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI adalah Teks Prosedur. Kompetensi dasar (KD) yang menjabarkan materi ini terdapat pada KD 3.2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur. Indikator pada materi tersebut adalah Menyusun teks prosedur dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan yang dominan.
Berbagai masalah dihadapi siswa kelas 11 dalam aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Pemalang yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab, dan memberikan tanggapan dalam kegiatan pembelajaran menjadikan aktifitas yang berlangsung terkesan hanya searah (teacher center).
Siswa cenderung merasa jenuh dan bosan sehingga hasil nilai rata-rata pembelajaran Bahasa Jawa yang diperoleh siswa masih tergolong rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan media belajar menarik yang mampu meningkatkan aktifitas kelas dan ketuntasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Cahyono (2011:51) penerapan metode Estafet Writing (menulis berantai) akan lebih efektif untuk pembelajaran menulis karena peserta didik akan lebih termotivasi dengan belajar secara kelompok dibanding belajar secara individu. Metode estafet writing termasuk salah satu metode active learning atau learning by doing yang bertujuan agar peserta didik mengasosiasikan belajar sebagai sebuah kegiatan yang menyenangkan. Hal ini dapat terjadi karena dengan penerapan metode yang tepat, memungkinkan proses pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah atau hanya didominasi oleh guru dengan metode ceramah.
Berdasarkan pendapat Masyitoh (2014:12), pembelajaran menggunakan metode pembelajaran estafet writing adalah siswa bekerja di dalam kelompok. Metode pembelajaran estafet writing menerapkan beberapa langkah. Pertama, siswa bekerja secara berkelompok diminta menentukan sebuah tema yang akan dikembangkan menjadi sebuah teks prosedur.
Kedua, setelah siswa menyelesaikan langkah-langkah tindakan dalam teks prosedur, mereka diminta menyerahkan kertas yang berisi hasil karangan teks prosedur karya kelompok mereka kepada guru. Kemudian guru membagikannya kembali secara acak.
Ketiga, bagi siswa yang menerima kertas yang berisi karangan diminta membaca hasil tulisan yang telah diacak. Kemudian setiap siswa diminta meneruskan (menyambung) teks prosedur dengan kata-kata mereka sendiri.
Keempat, setelah kegiatan tulis berantai selesai, setiap siswa diminta mengumpulkan kertas tersebut kepada guru. Di akhir sesi, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran ditunjukkan oleh hasil belajar siswa. Dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD. 3.2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur secara tertulis di SMK Negeri 1 Pemalang dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Metode Estafet Writing.
Hal ini ditujukan pada hasil perhitungan persentase rata rata nilai kelas dalam penilaian harian yang bisa mencapai angka ketuntasan hingga 87,5 %. Selain itu aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas pun menjadi aktif karena seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia terasa lebih menyenangkan. (*)
0 Response to "Menerapkan Metode Estafet Writing dalam Pembelajaran Teks Prosedur"
Post a Comment